Sylabus:
-
Definisi Sistem Manajemen Kualitas (QMS)
-
Definisi Kualitas
-
Sejarah Singkat Mengenai Kualitas
-
Quality Management System Standard
ISO9001:2000
-
Orientasi Penerapan Sistem Manajemen Kualitas
-
Penerapan Sistem Manajemen Kualitas
(ISO9001:2000)
-
Cara Pengukuran Efektifitas Penerapan
Manajemen Kualitas
Definisi Sistem Manajemen Kualitas (QMS)
“Sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengawasi kegiatan kualitas”
Definisi Kualitas
“Derajat
dimana sebuah karakteristik yang ada pada suatu produk memenuhi ketentuan yang
ditetapkan”.
Sejarah Singkat Mengenai Kualitas
Dalam buku “Managing Quality”, Garvin mengungkapkan bahwa kualitas sebagai
suatu konsep yang telah lama dikenal, tetapi kemunculannya sebagai fungsi
manajemen baru terjadi akhir akhir ini. Ia membagi pendekatan modern terhadap
kualitas ke dalam empat era kualitas, yaitu inspeksi, pengendalian kualitas
statistikal, jaminan kualitas, dan jaminan kualitas strategik.
Inspeksi
Pendekatan ini mulai diterapkan pada permulaan abad ke 19. pengendalian
kualitas mencakup beberapa model yang seragam dari suatu produk untuk mengukur
kinerja sesungguhnya. Keseragaman seperti itu dimungkinkan pada pemanufakturan
yang dilengkapi dengan pengembangan peralatan, yang dirancang untuk menjamin
operasi mesin mesin agar menghasilkan bagian bagian yang identik sehingga dapat
saling menggantikan. Inspeksi terhadap output dilakukan langsung dan dapat pula
dengan bantuan alat tertentu, yang dirancang untuk mengukur output fisik
dibandingkan dengan standar yang seragam. Sejak awal abad ke-20, kegiatan
inspeksi dikaitkan secara lebih formal dengan pengendalian kualitas, dan
kulaitas itu sendiri dipandang sebagai fungsi manajemen yang berbeda.
Pengendalian Kualitas Statistikal
Gerakan kualitas menggunakan pendekatan ilmiah untuk pertama kalinya
pada tahun 1931 dengan dipublikasikannyahasil karya W.A. Shewhart, seoring
peneliti kualitas dari Bell Telephone Laboratories. Ia menyatakan bahwa
variabilitas merupakan suatu kenyataan dalam industri dan dalam hal ini dapat
dipahami dengan menggunakan prinsip probabilitas dan statistik. Kontribusi
utamanya adalah bagan pengendalian proses untuk merencanakan nilai produksi
guna menentukan apakah nilai tersebut masuk dalam range yang dikehendaki.
Dua rekan Shewhart mengembangkan teknik statistik untuk melakukan sampling
sejumlah item yang terbatas di setiap kelompok produksi. Sasarannya adalah
untuk melakukan trade-off antara
biaya tinggi akibat inspeksi 100% dengan resiko dari salah satu keadaan
berikut: (1) menerima suatu kelompok produksi yang sesungguhnya terdiri dari
item-item yang rusak dalam persentase tinggi, atau (2) menolak suatu kelompok
produk yang sesungguhnya memenuhi standar kualitas. Perbaikan dalam skala besar
terhadap teknik statistik dilakukan pada masa Perang Dunia II untuk mempercepat
produksi dan penyerahan perbekalan militer untuk menghindari inspeksi yang
membuang waktu, tenaga dan biaya.
Jaminan Kualitas
Dalam era ini terdapat pengembangan empat konsep baru yang penting, yaitu
biaya kualitas, pengendalian kualitas terpadu (total quality control), reliability
engineering dan zero defect.
Biaya kualitas merupakan istilah yang diciptakan oleh Joseph Juran untuk
menjawab pertanyaan “seberapa besar kualitas dirasa cukup?”. Menurut Juran,
biaya untuk mencapai tingkat kualitas tertentu dapat dibagi menjadi biaya yang
dapat dihindari. Biaya yang tidak dapat dihindari dikaitkan dengan inspeksi dan
pengendalian kualitas yang dirancang untuk mencegah terjadinya kerusakan (defect).
Biaya yang dapat dihindari adalah biaya
kegagalan produk yang meliputi bahan baku yang rusak, jam kerja yang
dipergunakan untuk pengerjaan ulang dan perbaikkan, pemrosesan keluhan dan
kerugian finansial akibat pelanggan yang kecewa. Implikasi manajemen dari
pandangan Juran ini adalah bahwa pengeluaran tambahan untuk perbaikkan kualitas
dapat dijustifikasi selama biaya kegagalan masih tinggi.
Total Quality Control (TQC) merupakan pemikiran Armand Feigenbaum yang
dikemukakan pada tahun 1956. Pendapatnya adalah bahwa pengendalian harus
dimulai dari perancangan produk dan berakhir hanya jika produk telah sampai ke
tangan pelanggan yang puas. Prinsip utamanya adalah “quality is everybody’s
job”. Ia menyatakan bahwa kegiatan kegiatan kualitas dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori, yaitu pengendalian rancangan baru, pengendalian bahan baku
yang baru datang dan pengnedalian product/shop floor. Sistem kualitas
saat ini juga memasukkan pengembangan produk baru, seleksi pemasok dan pelayanan
pelanggan.
Reliability engineering muncul pada tahun 1950an, yang didorong oleh
kebutuhan Angkatan Bersenjata Amerika untuk memilki peralatan elektronik dan
senjata udara yang dapat diandalkan, bekerja dengan baik serta menghindari
kebutuhan untuk penggantian suku cadang mahal.
Zero defect pertama kali dimunculkan oleh Martin Company pada tahun 1961 –
1962. Konsep ini timbul karena kebutuhan pelanggan militer akan produk yang
tidak hanya bekerja baik saat pertama kali, tetapi juga diserahkan tepat waktu.
Konsep zero defect lebih dipusatkan pada harapan manajemen dan hubungan antar
pribadi daripada keterampilan rekayasa. Tujuan utamanya adalah mengharapkan
kesempurnaan pada saat pertama dan fokusnya pada identifikasi masalah pada
sumbernya dengan perhatian khusus untuk mengkoreksi penyebab umum kesalahan
karyawan seperti:
·
Kurangnya pengetahuan
·
Kurangnya fasilitas yang tepat
·
Kurangnya perhatian, kesadaran dan motivasi karyawan
Menurut konsep zero defect, kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
dapat diatasi dengan menggunakan teknik-teknik pelatihan modern. Kesalahan
karena kurangnya fasilitas yang memadai dapat diatasi dengan survai pabrik dan
peralatan secara periodik. Sedangkan kesalahan yang disebabkan kurangnya
perhatian merupakan kesalahan yang paling sulit dideteksi. Oleh karena itu
perlu diatasi dengan program zero defect.
Era ketiga manajemen kualitas ini menandai titik balik yang menentukan.
Konsep ini menaruh perhatian utama pada pelanggan dan inisiatif karyawan
sebagai masukkan penting bagi program peningkatan kualitas. Gerakan manajemen
kualitas dengan penekanan pada karyawan muncul bersamaan dengan pemikiran baru
manajemen sumber daya manusia. Konsep seperti Teori Y dan Scanlon Plan,
mendorong manajer untuk menawarkan wewenang yang lebih besar pada karyawan,
seperti halnya strategi zero defect yang berfokus pada motivasi dan
inisiatif karyawan.
Quality Management System Standard ISO9000
Dengan semakin gencarnya penerapan manajemen kualitas sebagai bagian dari
disiplin manajemen manufakturing, maka penerapan sistem yang berlaku pada
setiap perusahaan memerlukan suatu pedoman untuk dapat memastikan pola/cara
ukur yang sama, dengan demikian akan meningkatkan kemampuan perusahaan tersebut
untuk memenuhi atau bahkan melampaui standar-standar yang berlaku, hingga
meningkatkan daya saing di pasar global. Secara historis ada beraneka ragam
standar seperti halnya banyaknya jenis produk-produk manufaktur yang dihasilkan
oleh suatu negara. Adanya pasar global menyebabkan situasi seperti ini tidak
dapat lagi dipertahankan.
Pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa semakin meningkatkan kebutuhan akan
adnya standar yang sama. Mereka menggolongkan produk ke dalam dua kategori,
yakni yang diatur (regulated) dan yang tidak diatur (non-regulated).
Produk-produk yang diatur – yang berdampak pada kesehatan, keselamatan, atau
lingkungan – mewakili 10 sampai 15% dari keseluruhan produk yang diproduksi dan
dijual ke pasar Eropa, termasuk setengah dari volume barang impor dari Amerika
Serikat. Dokumen yang disebut “EC Directives” berisi
persyaratan-persyaratan untuk produk yang diatur. Persyaratan itu meliputi:
- Persyaratan esensial, yang diarahkan pada produk itu sendiri.
- Prosedur penilaian ketaatan, meliputi pengujian prototip rancangan produk dan untuk beberapa kasus, pengawasan terus menerus terhadap operasi manufaktur atau sertifikasi sistem kualitas atau registrasinya.
Apabila kualitas ditentukan oleh pelanggan, maka standar-standar kualitas
sama (ekuivalen) dengan harapan pelanggan yang tertulis. Untuk menjamin adanya
keseragaman dalam kualitas, maka perlu dibentuk standar-standar yang sama pula.
Dengan cara ini maka apa yang dianggap sebagai produk berkualitas disuatu
negara juga akan diterima di negara lainnya. Ini merupakan aspek yang penting dalam
liberalisasi perdagangan.
Salah satu standar yang paling penting adalah ISO 9000, yang dihasilkan
oleh Innternational Organization for Standardization di Jenewa, Swiss. ISO 9000
– yakni sekumpulan standar sistem kualitas universal – memberikan rerangka yang
sama bagi jaminan kualitas yang dapat dipergunakan diseluruh dunia. Tujuan
utama dari ISO 9000 ini adalah:
1.
Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas
produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat
memenuhi kebutuhan para pembeli.
2.
Organisasi harus memberi keyakinan kepada pihak
manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksud itu telah dicapai dan dapat
dipertahankan.
3.
Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak
pemebeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam
produk atau jas yang dijual.
Seiring perkembangannya, ISO standar telah mengalami beberapa perubahan
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan pengguna standar itu tersebut,
perubahan terakhir dilaksanakan pada tahun 2000 dan ketentuannya masih berlaku
sampai saat ini.
Seri ISO 9000:2000 terdiri dari empat pokok standar, yaitu:
-
ISO 9000 ”Quality Management System – Fundamentals and
Vocabularly”.
-
ISO 9001 “Quality Management System – Requirement”.
-
ISO 9004 “Quality Management System – Guidelines for
peformance improvements”.
-
ISO 19011 “Guidelines on quality and environmental
management system auditing”.
Pokok mendasar pada perubahan kali ini, yakni pengintegrasian ide TQM
(Total Quality Management) kedalam sistem manajemen kualitas, meliputi:
-
Fokus pelanggan
Sebuah organisasi akan bergantung pada pelanggannya dan
oleh karenanya harus mengerti kebutuhan pelanggan pada saat ini dan dimasa akan
datang, dan harus mengarah pada pemenuhan ketentuan dan harapan pelanggan.
-
Kepemimpinan
Seorang pemimpin akan membangun kebersamaan
tujuan dan arah dari sebuah organisasi. Pemimpin harus menciptakan dan menjaga
lingkungan dimana orang-orang disekitarnya dapat sepenuh hati turut serta dalam
pencapaian sasaran organisasi.
-
Pengikutsertaan seluruh orang
Orang-orang pada setiap jenjang adalah inti
dari sebuah organisasi, dan dengan keikutsertaannya akan memungkinkan
kemampuanm yang dimilikinya itu dapat digunakan untuk keuntungan organisasi.
-
Pendekatan proses
Hasil yang di-inginkan akan dapat dicapai
dengan lebih efisien ketika segala kegiatan dan sumber daya yang berhubungan
dengan hal tersebut dilakukan sebagai sebuah proses. (Definisi proses adalah
“Tranformasi input menjadi output”)
-
Sistem pendekatan kepada majemen
Pengidentifikasian, kemengertian dan
pengaturan hubungan antar proses sebagai sebuah sistem dapat memberikan
kontribusi efektifitas dan efisiensi pada organisasi dalam pencapaian
sasarannya.
-
Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan yang berkesinambungan pada kinerja
organisasi secara menyeluruh harus menjadi sasaran tetap pada sebuah
organisasi.
-
Pendekatan faktual pada pembuatan keputusan
Sebuah keputusan yang efektif harus
berdasarkan pada analisa data dan informasi.
-
Hubungan saling menguntungkan dengan penyalur
Sebuah organisasi akan saling bergantung
dengan penyalurnya, dan adanya sebuah hubungan saling menguntungkan akan
meningkatkan kemampuan keduannya untuk menciptakan sebuah nilai.
Orientasi Penerapan Sistem Manajemen Kualitas
Dalam ketentuannya ISO 9001:2000 memberikan penekanan mengenai ketentuan
sebuah Sistem Manajemen Kualitas yaitu harus:
-
Dapat menunjukan kemampuannya secara konsisten
menghasilkan sebuah produk yang memenuhi ketentuan pelanggan dan undang-undang
yang berlaku.
-
Dapat meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan
sistem yang efektif dan perbaikan yang berkesinambungan.
Penerapan Sistem Manajemen Kualitas (ISO9001:2000)
Seperti yang telah
diterangkan pada pembahasan diatas, penerapan sistem manajemen kualitas
internasional harus merujuk pada Standar ISO9001:2000 yang didalamnya berisi
mengenai ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi.
Ketentuan umum
ISO9001:2000 yang harus dipenuhi oleh organisasi adalah:
a)
Mengidentifikasi proses-proses yang dibutuhkan untuk
sistem management kualitas dan penerapannya pada organisasi.
b)
Menentukan susunan dan interaksi dari proses proses
tersebut.
c)
Menentukan kriteria dan metode yang dibutuhkan untuk
memastikan bahwa antara pelaksanaan dan pengawasan dari proses-proses tersebut
adalah efektif.
d)
Memastikan keberadaan sumber daya dan informasi yang
diperlukakan untuk mendukung pelaksanaan dan pemantauan proses-proses tersebut.
e)
Memantau, mengukur dan menganalisa proses
f)
Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk pencapaian
hasil yang direncanakan dan perbaikan yang berkesinambungan pada proses-proses
tersebut.
Ketentuan diatas
selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa ketentuan detil mengenai proses yang
atur didalamnya. Berikut ini diantara ketentuan yang diatur:
a)
Pengawasan dokumen
b)
Pengawasan data rekam
c)
Audit kualitas internal
d)
Tindakan pencegahan
e)
Tindakan perbaikan
f)
Pengawasan barang yang tidak sesuai
g)
Manajemen puncak (Top management)
h)
Wakil manajemen (Management Representative)
i)
Kalibrasi
j)
Manajemen sumber daya
k)
Pembelian
l)
Dan lain-lain
Organisasi yang ingin
menerapkan standar sistem manajemen kualitas diharuskan mempunyai sebuah
prosedur pelaksanaan tertulis mengenai ketentuan diatas yang dituangkan dalam
sebuah buku kualitas atau yang biasa disebut sebagai “Quality Manual”.
Khusus poin a) sampai f) ketentuan tersebut bersifat mandatory/wajib, sedangkan
yang lainnya bersifat kondisional atau disesuaikan dengan kebutuhan.
Manajemen puncak
diharuskan menunjuk salah seorang dari
jajaran manajemen sebagai wakil manajemen yang diberi tugas sebagai penanggung
jawab dalam penerapan sistem manajemen kualitas.
Cara Pengukuran Efektifitas Penerapan Sistem Manajemen Kualitas
Sebelum kita memulai
dalam pembahasan ini, seyogyanya kita mengerti dulu arti dari efektifitas.
Efektifitas didefinisikan sebagai “Keadaan dimana sebuah tindakan yang direncanakan
telah dilaksanakan, dan mencapai hasil sesuai dengan rencana”.
Sistem manejemen
kualitas tentunya juga merupakan sebuah proses atau transformasi, untuk itu
pengukuran dalam penerapannya harus dilaksanakan agar dapat memberi gambaran
lengkap mengenai efektifitas atau keberhasilan yang telah dicapainya.
Pengukuran dapat
dilakukan melalui cara:
a)
Audit kualitas internal
b)
Management review yaitu evaluasi priodik yang dilakukan
oleh manajemen puncak bersama wakil manajemen kualitas
c)
Audit kualitas external / Sertifikasi kualitas ---
ISO9001:2000
That’s all pals and good
luck!!
--- End of pages ---
No comments:
Post a Comment